Beli Ban Bekas Tidak Direkomendasikan untuk Alasan Keselamatan (Foto: Carmudi/Santo)
Jakarta – Saat kondisi ekonomi melemah seperti sekarang, kita dituntut untuk berhemat termasuk soal perawatan mobil. Namun, kadang kita dihadapkan dengan kondisi perlu melakukan penggantian beberapa komponen mobil seperti misalnya ban yang sudah botak. Solusi sementaranya kita bisa beli ban bekas yang kembangannya masih tebal, tapi apakah aman?
Pasalnya, membeli ban baru dianggap terlalu mahal untuk kondisi seperti sekarang. Pemilik kendaraan lantas mempertimbangkan membeli ban yang bekas karena harga yang lebih terjangkau. Penjual ban bekas ini juga mudah ditemui baik secara online di marketplace atau toko ban.
Namanya membeli ban bekas, kita seperti bertaruh soal kenyamanan dan keselamatan. Sebab, kondisi ban bekas yang bukan vulkanisiran atau dengan groove masih cukup tebal dinilai masih layak untuk ‘menyambung hidup’ sampai kita bisa beli ban yang baru. Bila kondisi ban sudah jelek, bisa menjadi penyebab kecelakaan fatal.
Ban bekas layak pakai bisa kita beli di toko velg, peninggalan pemilik mobil yang upgrade velg sekaligus dengan membeli ban baru. Mungkin saat membeli ban bekas, kita tidak pernah tahu bagaimana riwayat dari ban tersebut. Apakah ban digunakan dengan baik atau tidak, dirawat atau dirotasi secara teratur.
Bila sedang mujur, kita bisa dapat ban bekas dengan merek terkenal yang kondisi tapaknya masih tebal. Namun bila lagi sial, ban yang kita beli ternyata rekondisi atau sudah pernah ditambal karena bocor. Untuk itu, kita memang harus teliti dan seksama saat memilih ban bekas supaya dapat yang bagus.
Tips Beli Ban Bekas yang Layak Pakai Ban Mobil Bias dan Radial (Foto: Carmudi)
Pastikan sebelum mencari ban bekas, lebih bijaksana jika membandingkan seberapa jauh selisih harganya dengan ban baru. Jika tidak terlalu jauh, alangkah lebih baik Anda membeli ban baru.
Opsi membeli ban bekas pun sebaiknya hanya parsial atau untuk mengganti sebagian saja, misalnya hanya ban depan atau ban belakang. Cukup riskan bila kita mengganti satu set memakai ban bekas.
Dengan mata telanjang tentu sulit melihat kondisi ban apakah masih bagus atau ternyata ada kerusakan. Untuk itu, pastikan ban dalam keadaan utuh. Kita harus memeriksa bagian kembangan dan dinding ban dalam kondisi baik, tidak ada sobek maupun benjol. Perhatikan alur kawat atau bead tidak bengkok serta pastikan tidak ada tambalan.
Ketahui Usia Ban (dinding ban retak)
Waspada usia ban, walalupun tapaknya terlihat bagus tapi jangan sampai ban tersebut adalah ban tua. Usia pemakaian ban maksimal lima tahun sejak tanggal produksi. Kita bisa mengetahui usianya lewat kode produksi di dinding samping ban dengan mengacu pada empat digit terakhir.
Untuk dua angka pertama adalah minggu keberapa mobil itu diproduksi dan dua sisanya merupakan tahun produksi. Misalnya kode 1517 berarti minggu 15 tahun 2017 dan masih aman untuk dipakai kira-kira enam bulan ke depan. Pastikan tahun produksinya tidak terlalu tua serta pastikan ban tersebut bukan hasil dari vulkanisir.
Cek Kondisi Dinding Ban
Selalu periksa dinding samping dari ban. Ban yang sudah tidak layak pakai mungkin memiliki retak-retak kecil di sisinya. Perhatikan dengan cermat karena retak-retak ini biasanya tidak terlihat dengan mudah. Coba ‘cubit’ dinding samping ban jika memungkinkan di beberapa bagian. Biasanya trik ini membantu untuk menemukan retak-retak kecil.
Periksa Bekas Tambalan
Jika menemukan seperti bekas lubang atau tambalan pada ban itu berarti ban sudah pernah diperbaiki. Semakin banyak menemukannya berarti ban telah menerima banyak perbaikan sudah seharusnya tidak Anda beli.
Jangan lupa juga cek terlebih dahulu bagian belt yang biasanya tersusun oleh kawat. Jika belt tersebut ada yang putus, jangan sekali-kali Anda membelinya. Ini bisa kita lihat di bagian dalam ban, apabila masih rapi tidak ada sobek sama sekali maka belt atau kawat baja masih rapi.
Cocokkan Arah Ban
Jika Anda hanya membeli satu ban saja, periksa arah atau direction dari ban tersebut. Pastikan sesuai dengan yang lainnya.
Anda harus memahami bahwa sebaik apa pun tapak ban tersebut, jika direction-nya tidak sesuai itu tidak akan memberikan grip yang baik untuk mobil. Sebab, ban tidak memutar dengan cara yang sama.
Bahaya di Balik Beli Ban Bekas Mudah Divulkanisir UD Trucks Quester Pakai Bridgestone EMSA. Grafis/Carmudi Indonesia.
Saat kita beli ban bekas, pastinya Harga yang ditawarkan si penjual jauh lebih murah dibanding ban baru. Sebagai gambaran, untuk sebuah ban bekas harganya cuma 25 persen dari harga barunya. Ini membuat ban mobil bekas memiliki konsumen tersendiri.
Karena ini sebelumnya sudah pernah dipakai orang lain, pastinya daya tahan dan usia pakai ban bekas sudah menurun. Waktu penggantian ban pun menjadi lebih cepat, sesuai dengan sisa ketebalan tapak ban yang kita pilih. Dan pastinya tidak ada garansi kerusakan dari si penjual apabila kita membeli ban bekas.
Perlu diketahui, ban yang sudah melebihi batas usianya, kualitas karet ban sudah getas. Kemampuan cengkraman ban juga jauh menurun dan rentan terjadi pecah ban bila dipacu kecepatan tinggi.
Ban Vulkanisir Belum Terstandarisasi
Salah satu pilihan saat beli ban bekas yaitu ban vulkanisir. Ban ini disebut juga ban rekondisi karena dari ban bekas kemudian ditambah daging atau lapisan karet baru di bagian tapaknya.
Ban vulkanisir masih banyak digunakan pada kendaraan komersial seperti mobil penumpang, truk dan bus. Harga yang lebih murah menjadi daya tarik bagi konsumen untuk memilih ban vulkanisir. Sayangnya, ban vulkanisir belum terstandarisasi.
Untuk kendaraan penumpang, ban vulkanisir ini dinilai cukup riskan digunakan. Sebab, ban ini kurang kuat untuk kecepatan tinggi dimana lapisan karet tambahannya rentan lepas akibat panas yang ditimbulkan. Maka dari itu, memakai ban vulkanisir sebaiknya dihindari bila tujuannya untuk mobil pribadi.
Beda kasus dengan kendaraan umum atau angkutan barang yang memakai ban vulkanisir. Kecepatan untuk dua jenis kendaraan tadi relatif terbatas, dan tidak secepat mobil pribadi. Perekat di ban vulkanisir masih mampu mentoleransi panas yang muncul dari kecepatan kendaraan niaga saat melaju.
Beli Ban Bekas Rentan Benjol
Ban bekas juga riskan mengalami benjol di tapak atau dindingnya. Penyebab dari ban benjol ini bermacam-macam, diantaranya yaitu cacat saat proses produksi atau pengisian angin dengan tekanan berlebihan. Benjol ini bisa juga dikarenakan ben deformasi bentuk yang disebabkan karena kurang tekanan serta beban yang berlebihan selama digunakan.
Ban benjol tidak bisa diperbaiki lagi, harus diganti dengan yang baru. Apabila akan ditambal pun tidak akan bisa menjamin ban bisa digunakan dengan baik lagi karena semakin lama digunakan, ban benjol akan merembet terus robekannya.
Beli Ban Baru Harga Murah Assurance DuraPlus 2 lansiran Goodyear, disebut ban performa tinggi untuk mobil keluarga. (Foto: Carmudi/Dimas)
Bila kalian ragu akan kualitasnya saat akan beli ban bekas, maka urungkanlah niat membeli ban tersebut. Hal ini karena faktor risiko kecelakaan yang cukup besar bila salah pilih ban. Bila memang terpaksa butuh mengganti seluruh ban, kita bisa memilih ban baru versi Eco untuk alternatifnya.
Memang, kita terpaksa harus merogoh kocek cukup dalam saat beli ban baru. Namun setidaknya, ban jenis Eco atau beberapa merek menawarkan ban yang cukup terjangkau.
Sisi keselamatan dan garansi kerusakan ban menjadi aspek penting yang jadi prioritas kita. Tentunya, dengan membeli ban baru maka kita tidak khawatir potensi risiko kerusakan dari ban yang kita gunakan.
Beli Ban Bekas untuk Mobil, Ketahui Untung Ruginya
Reviewed by
Biyan
on
Mei 30, 2020
Rating:
5
Tidak ada komentar